Foto : Ketua Cabang GMKI Tobelo, Johan Rivaldo Djini, S.Pd.
CORONGTIMUR.COM, HALUT – Kehadiran PT. Karya Intim Mineral (KIM) dan Koperasi yang bergerak di bidang emas rupanya memberi dampak buruk bagi kehidupan masyarakat lingkar tambang di tujuh desa Kecamatan Loloda Timur, Halmahera Utara (Halut).
Pasalnya, aktivitas PT. KIM dan Koperasi itu berada dalam lahan yang sama sehingga sering memunculkan konflik diantara dua perusahan tersebut. Akibat dari konflik itu, masyarakat Kapa-kapa terpecah karena ada yang pro terhadap PT. KIM dan ada ke Koperasi.
Menanggapi kondisi tersebut, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Tobelo meminta kepada Pemerintah Daerah Halmahera Utara (Pemda Halut), agar segera menghentikan aktivitas PT. KIM dan Koperasi.
Hal itu disampaikan lansung oleh Ketua GMKI Tobelo, Johan Rivaldo Djini, S.Pd kepada awak media Corongtimur.com, (8/7), melalui pesan via WhatsApp. “Dua perusahan ini sering berkonflik karena beraktifitas di lahan yang sama, jadi kami minta pemda hentikan aktivitas mereka”, ucap Rivaldo.
Lanjut Rivaldo, “Jika aktivitas kedua perusahan ini tidak dihentikan oleh Pemda Halut, kami khawatir akan ada konflik pertumpahan darah ditengah kehidupan masyarakat nantinya. Karena itu, solusinya hanya hentikan aktivitas PT. KIM dan Koperasi”, tegas Ketua Cabang GMKI Tobelo itu.
Selain itu, alumni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) di Universitas Halmahera (Uniera) itu juga menaruh curiga kedua perusahan ini belum memiliki Ijin Usaha Pertambangan (IUP). “Kami sudah cek melalui aplikasi, namun IUP dua perusahan ini belum terbit”, katanya lagi.
“Jadi untuk mengantisipasi hal-hal buruk yang tidak kita inginkan bersama itu terjadi, alangkah baiknya aktivitas dua perusahan ini ditutup. Kami juga minta agar pemda Halut segera mempertegas agar setiap perusahaan yang masuk harus benar-benar memiliki IUP”, tutup Rivaldo. (Abm/Red).