Foto : Melky Molle, Akademisi Universitas Halmahera.
CORONGTIMUR.COM, HALSEL – Bupati kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) jadi sasaran empuk Masa Demo terkait hasil sengketa Pilkades yang dikeluarkan. Pasalnya, hasil yang dikeluarkan oleh Usman Sidik menuai banyak polemik di desa-desa.
Polemik yang mencuat di media sosial tersebut, mendapat tanggapan dari akademisi Universitas Halmahera (Uniera), Melky Molle yang juga adalah putra Halmahera Selatan- Mantan Ketua GAMKI Halsel, 2011-2013)
Kepada awak media Corongtimur.com (11/01/2023), Melky Molle sebut Usman Sidik bermain politik kolong. “Usman Sidik yang sebagai Bupati Halsel ini telah mengebiri hak-hak demokrasi masyarakat, melalui melantik Cakades yang kalah dan menggugurkan Cakades yang menang”, kata Melky.
Lanjut Melky “Berdasarkan hasil penghitungan suara, Natalia Faici adalah cakades nomor urut 4 yang menjadi pemenang dengan jumlah suara 184. Namun yang akan dilantik adalah M. Nur Senen, dengan perolehan suara hanya 87 suara. Ini hak rakyat yang dikebiri oleh Bupati Halsel”, kata Melky.
“Karena itu, masyarakat desa Lata-lata memprotes penyelengara Pilkades dan bupati sebagai pemegang kendali putusan pelantikan kades yang dilihat sarat kepentingan politik 2024. Jika ini yang menjadi kepentingan manipulasi politik 2024, maka sangat disayangkan. Ini politik kolong ibarat bermain bola, dengan teknik menipu lawan lewat kolong kaki untuk meloloskan bola ke gawang. Politik kolong 2024”, pungkas Melky
Diketahui, perolehan suara pada Pilkades Lata-lata adalah nomor urut 1 atas nama M. Nur Senen, meraih suara sebanyak 87 suara. Nomor urut 2 Adret Tuepo, 19 suara. Nomor urut 3 Sudarmin Abbas 8 suara.Nomor urut 4 atas nama Natalya, dengan perolehan suara 184 suara dan nomor urut 5 atas nama Abdul Nazar meraih Suara 40. (Red/Sef).