Foto : Nazlatan Ukhra Kasuba, Caleg DPRD Provinsi Malut, Dapil Halut-Morotai.
Oleh : Sefnat Tagaku, Pemred Corong Timur.
Selayang Pandang : Sosok Nazlatan Ukhra Kasuba
Secara pribadi, saya belum lama mengenal sosok Nazlatan Ukhra Kasuba, yang biasa saya sapa dengan kaka Ili. Namun sejak awal berjumpa dan sedikit berdiskusi, saya dalam hati lansung berkata; dia (kak Ili) sosok perempuan muda cerdas yang dimiliki oleh Maluku Utara.
Dia dilahirkan dari rahim sang ibu yang punya semangat kuat dalam mendorong masa depan anak-anak, dan kerja keras sang ayah yang menjadi teladan keluarga. Mereka adalah KH. H. Abdul Ghani Kasuba (Ayah/Gubernur Malut) dan Faoniah H. Djaohar (ibu). Di Ternate, pada 7 Januari 1994, kak Ili dilahirkan dan menjadi anak kedua.
Kak Ili, pada umumnya hidup seperti perempuan lain. Merasa ada sesuatu yang menjanggal, ketika hidup sebagai seorang perempuan. Berada dalam tekanan dan cengkraman budaya yang seolah memenjarakan perempuan. Apalagi, tumbuh besar dan diayun dengan budaya Tobelo-Galela (Togale).
Namun semua realitas yang dialami oleh para perempuan umumnya di Halmahera, tidak mampu membendung semangat dari kak Ili. Seperti yang pernah diungkapkan oleh pejuang perempuan, R. A. Kartini, “Habis gelap terbitlah terang”, begitu pula harapan yang terpampang dalam sanubari perjuangan kak Ili.
Hal tersebut bisa dilihat dari tekadnya dalam menempuh pendidikan. Dimulai dari SDN Dufa-dufa 1, Ternate, SMP, IT Nurul Hasan, Ternate, SMA IT Al Kahfi, Ternate, hingga menempuh ke jenjang pendidikan tinggi, tepatnya di International Islamic University Malaysia, Bachelor Degree Psycologi, Kuala Lumpur, Malaysia.
Sepanjang bermahasiswa, Kak Ili pernah menjadi Assistant Program Manager ASEAN Youth Initiative (Malaysia), yang dihadiri oleh Mahasiswa dari Negara ASEAN (Malaysia, Singapore, Indonesia, Brunei, etc). Delegasi dan menjadi Moderator di Acara Indonesia Student Association untuk area ASIA OCEANIA Symposium, pada tahun 2017, yang diselenggaran di Taiwan, Taipei.
Pernah menjadi Delegasi sekaligus Pemateri di acara ASEAN Synergy Student program, yang membahas tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN, serta dihadiri oleh Mahasiswa BEM perwakilan Setiap daerah Di Indonesia, perwakilan Mahasiswa Indonesia dari luar negeri (Turki, Singapura, Brunei, Paris, Malaysia)
Pernah juga menjadi Delegasi dan Presidium Sidang Kongres Indonesia Student Association (PPI Dunia) International Symposium pada tahun 2017, di United Kingdom, Warwick. Juga, sebagai Delegasi Mahasiswa Malaysia sekaligus menjadi Pemateri, pada Acara Sahabat Beasiswa, di Solo, Indonesia.
Selain itu, kak Ili juga menjadi salah satu Penasehat Acara, pada Program Advisor, Indonesia Culture Exhibition (ICE), Kuala Lumpur, Malaysia. Merasa tidak cukup, kak Ili bergriliya di beberapa organisasi dan menjadi pengurus, seperti; Ketua II, Persatuan Pelajar Indonesia se Malaysia (2016 –2017).
Ketua of DPO (Organizational Development Department) PPI Malaysia (2015 – 2016). Assistant Head Publication of PSYCSTA (Psychology Student Association) IIUM (2012 –2013). Anggota International Biro SRC (Student Representative Council) IIUM (2012-2013). Ketua Baskter Putri IIUM (2013-2015), dan pernah menjabat sebagai Sekretaris Keluarga Mahasiswa Nahdatul Ulama (2014-2015).
Semua ini dilalui kak Ili bukan atas tanpa alasan, namun ingin membuktikan bahwa perempuan pun memiliki hak yang sama dalam mengeyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pun, bukan karena memiliki orang tua pejabat, namun karena memiliki semangat dan tekad yang kuat dan kokoh.
Mengapa Memilih Terjun ke Politik?
Margaret Thatcher, seorang politikus Britania Raya dan pernah menjabat sebagai Perdana Menteri dengan masa jabatan terlama sepanjang abad ke-20, mengungkapkan bahwa, “Dalam politik, jika Anda ingin sesuatu dikatakan, tanyakan pada seorang pria; jika Anda ingin sesuatu dilakukan, mintalah pada seorang wanita.
Kalimat ini tergambar pada sosok kak Ili. Sebab bagi kak Ili, dengan terjun kedunia politik, ruang-ruang dalam melakukan kebaikan semakin terbuka lebar. Hal inilah kemudian ada semangat dan tekad yang kuat dari kak Ili untuk terlibat dan terjun secara lansung dalam dunia politik, melalui dirinya mengikuti kontestasi sebagai Calon DPRD Provinsi Maluku Utara, Dapil Halut-Morotai.
Karena itu, dalam beberapa kali melakukan agenda silaturahmi bersama masyarakat di Halmahera Utara (Halut), sedikit pun dia (kak Ili) tidak menggunakan kekuasaan sang ayah sebagai orang nomor satu di Maluku Utara, karena benar-benar untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat secara lansung.
Bagi saya, ini adalah hal luar biasa yang dilakukan oleh kak Ili, sekaligus mengejutkan. Karena tidak seperti yang dilakukan anak-anak pejabat lainnya, yang memanfaatkan apa yang dimiliki oleh orang tua mereka. Karena itu, meskipun baru bergabung dalam dunia politik, namun namanya hangat diperbincangkan hari ini.
Mengakhiri catatan ini, saya ingin mengungkapkan salah satu pepatah bijak yang mengatakan : “Jika kita tidak mempunyai harta banyak yang bisa disedekahkan, maka pakailah pikiran bahkan tenaga untuk membantu dan mendorong orang-orang baik, demi kepentingan kemaslahatan umat”. (Red/Sef)